BAB I
Pendahuluan
I.I Latar Belakang
Kedelai adalah
salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung. Kedelai merupakan
bahan pangan sumber protein nabati utama bagi masyarakat. Pada awalnya tanaman
kedelai merupakan tanaman sub tropika hari pendek, namun setelah didomestikan
dapat menghasilkan banyak kultiyar local. Para pemulia tanamanpun telah
mengintroduksi kultiyar yang dapat beradaptasi terhadap lintang yang berbeda.
Kemampuannya untuk ditanam dimana saja adalah keunggulan utama tanaman ini
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Tanah berfungsi
sebagai sebuah gudang penyimpanan untuk berbagai jenis nutrisi tanamandan
menyediakan berbagai kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Dalam kondisi tertentu,
bagaimanapun pertumbuhan tanaman dapat dipacu dengan pemberian suplemen atau
nutrisi tambahan. Segala sesuatu yang mengandung satu atau lebih unsur hara
esensial yang diberikan kedalam tanah atau yang diberikan kepada tanaman
disebut dengan pupuk (Soil Improvement Committee California Fertilizer Association,
1998).
Tanaman menyerap
unsur nitrogen (N) terutama dalam bentuk NO3-, namun bentuk lain yang juga
dapat diserap adalah NH4+, dan urea. Dalam keadaan aerase yang baik
senyawa-senyawa N diubah kedalam bentuk NO3-. Nitrogen yang tersedia bagi
tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein, dan disamping itu unsur ini
merupakan bagian integral dari klorofil (Nyakpa, dkk. 1988).
Keragaman genetic
terjadi sebagai akibat bahwa setiap tanaman mempunyai karakter genetic yang
berbeda. Umumnya dilihat bila pada varietas-varietas yang berbeda di tanam
dilingkungan yang sama. Keragaman genetic sebagai akibat factor lingkungan dan
keragaman genetic umumnya berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam
mempengaruhi fenotipe tanaman. Karakter tanaman seperti tinggi dan rendah,
pewarnaan, umur tanaman, tinggi dan rendahnya hasil dan sebagainya ditentukan
oleh gen-gen tertentu pada kromoson, interaksi gen-gen dengan lingkungan
(Makmur, 1992).
Kedelai
mengandung protein 35% bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat
mencapai 40-43%. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang
hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein
yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.
Tingginya
kandungan protein pada kedelai sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara
nitrogen pada media tanam, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti
efektivitas pemberian pupuk nitrogen terhadap produksi dan kandungan protein
biji beberapa varietas kedelai (Glycine
max L. Merr)
I.II Tujuan dan
Manfaat
a.
Tujuan
Dalam makala ini menjelaskan bahwa kenaikan harga kedelai
sangat berpengaruh terhadap besar nya ketahanan pangan Negara Indonesia dan
juga tehadap harga-harga bahan pokok lainnya dan bertujuan untuk memberi
gambaran atas dampaknya ketergantungan impor kedelai terhadap ketahan pangan
nasional, kedelai adalah pangan penting dan stategis serta harga terus naik
kedelai juga belum mencukupi kebutuhan masyarakat, harga kedelai pada tahun
2008 naik dua kali lipat dari harga normal hal ini karna berkurang nya pasokan
kedelai di pasar internasional, dari pengalaman tersebut indonesia harus memacu
produksi kedelai dalam negeri kearah swasembada tahun 1992, memang indonesia
pernah mengalami kenaikan 1,87 juta ton walaupun pada periode berikut nya
menurun, untuk menaikan kembali harga kedelai di pasaran dan pemerintah harus
memberikan modal kepada petani kacang kedelai dan memantau harga pasar kedelai
dalam dan luar negeri secara merata.
b. Manfaat
Semoga pembahasan ini dapat di
mengerti dan dipahami oleh semua pihak sehingga permasalahan dari kacang
kedelai tersebut terpecahkan.
I.III Metode Penulisan
Untuk mendapatkan
data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode studi
dokumenter. Adapun teknik yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Studi
Pustaka, Pada metode ini, penulis membaca artikel dan tanggapan para tokoh yang
berhubungan dengan penulisan karya ilmiah yang berkaitan dengan masalah Kacang
kedelai.
BAB II
Pembahasan
Harga sejumlah komoditas
pangan yang di impor naik di sejumlah daerah di Tanah Air Kenaikan mencolok,
misalnya, terjadi pada komoditas kedelai
yang naik sejak bulan Desember 2010 dan dampak nya kini terjadi pada tahun
2011, yakni dari Rp 5.600 per kilogram menjadi Rp 6.300 perkilogram. Naiknya harga kedelai disikapi
beragam oleh sejumlah perajin berbahanbaku kedelai bandung, Jawa Barat. Perajin
tempe dan tahu mengurangi
ukuran, sementara perajin keripik tempe rela mengurangi margin keuntungan
karena tidak bisa menaikkan harga. Pemerintah dituding tak
serius merealisasikan swasembada kedelai di tahun 2013. Hingga saat ini,
program yang terkait dengan upaya peningkatan produksi kedelai terkesan tak
konkret, sementara setiap tahun indonesia harus terus impor kedelai dalam
jumlah besar.
“Saat harga kedelai naik seperti sekarang ini
pemerintah baru berwacana meningkatkan produksi, padahal pemerintah berjanji
swasembada kedelai di 2013,” kata Ketua Umum Dewan Kedelai Nasional Benny A.
Kusbini, Benny menuturkan dengan
kebutuhan kedelai setiap tahunnya 2,5 juta ton sementara produksi kedelai
lokal hanya 800.000 ton, sudah dipastikan ketergantungan impor kedelai tak bisa
dihindari. Sementara disaat yang bersamaan harga kedelai dunia terus mengamuk
mengikuti permintaan pasar. “Pemerintah harus serius
menangani kedelai, ini bukan hanya tugasnya kementerian pertanian, tapi
pekerjaan umum, departemen keuangan, perhubungan, harus komprehensif,” katanya.
Yang terjadi seperti sekarang ini selain produktivitas kedelai lokal rendah,
para petani kedelai tak semangat lagi karena tidak ada perlindungan lagi di
dalam negeri. Sementara tawaran impor begitu menggiurkan karena
semahal-mahalnya harga kedelai impor, sulit disaingi oleh harga kedelai lokal.
Lahan kedelai harus
segera diatasi. Selain meningkatkan produksi, lahan kedelai pun harus di
pastikan dan harus ada penambahan 200.000 hektar per tahun. Selain itu,
sekarang belum terlihat terhadap langkah pembinaan kepada petani kedelai
seperti skim kredit, subsidi, infrastruktur dan lain-lain. Melonjaknya harga kedelai dalam
beberapa hari terakhir di bali mengakibatkan produksi tahun menurun kedelai
lokal, namun kedelai impor pun turut naik. Kedelai lokal dari Rp 4.000 kini
naik menjadi Rp 6.300, sedangkan kedelai impor dari Rp 5.000 kini mencapai Rp
6.500 per kilogram. Salah satu rumah
industri tahu milik Tahir Ali di kawasan Peguyungan Kangin, Denpasar, pun
terkena dampak kenaikan harga kedelai ini. Mereka terpaksa mengurangi produksi
per hari untuk menghindar kerugian. Jika sebelumnya rumah industri Ali
mengelolah 3 kuintal kedelai per hari kini dikurangi
menjadi 2 kuintal.
Tidak hanya harga yang
naik, namun stok untuk kedelai lokal di pasaran pun langkah sehingga mau tidak
mau ia harus beralih ke kedelai impor. “Saya biasanya pakai kedelai lokal
karena kualitasnya lebih bagus, tapi sekarang udah sulit nyarinya,” kata Tahir. Meski harga bahan baku melambung
tinggi, namun ia tak berani menaikkan harga tahu dan tempenya karna takut kehilangan pelanggan.
Untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar, ia mengurangi ukuran tahu dan
tempe yang ia jual dan para pelanggan pun tidak mempersalahkan hal ini. Sebagai pengusaha kecil, Tahir
berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengendalikan harga kedelai
sebelum usahanya terpuruk lebih jauh lagi.
BAB III
Penutup
III.I Kesimpulan
Dengan
membaca artikel diatas kita tahu bahwa masyarakat indonesia sangat membutuhkan
kedelai apa lagi dengan naik nya harga kedelai membuat para produsen tahu dan
tempe menjadi ketar ketir hal ini harus nya bisa di tangani oleh pemerintah apa
bila harga kedelai internasional naik ,kita bisa menanam kedelai di indonesia
dengan memberikan modal atau membuat suatu program koperasi gabungan yang
disetorkan rakyat pada koperasi dengan sistim bagi hasil untuk perkembangan
kebutuhan akan jasa-jasa koperasi dari para anggotanya.
Dengan
itu para petani kedelai dapat memproduksi kedelai lebih banyak sehingga para
pengusaha tidak ketar ketir lagi dalam memproduksi pembuatan tahu dan tempe
yang menggunakan dari bahan kacang kedelai.
III.II
Saran
Menurut
saya pribadi, Dengan banyaknya permintaan pasar terhadap kedelai, seharusnya
pemerintah lebih memperhatikan sektor pertanian khusunya untuk kasus diatas,
yaitu kedelai. Karena hampir semua warna Negara Indonesia mengkonsumsi makanan
yang mengandung kedelai, dan terlebih pemerintah telah berjanji swasembada kedelai di 2013 ini. Dan juga pemerintah lebih memperhatikan petani kedelai itu
sendiri, karena dari tangan merekalah kita bisa mendapatkan kedelai dengan
kualitas terbaik di bandingkan kedelai impor.
Referensi
:
http://regional.media
indonesia.com/read/2011/02/09/14405714/Harga.Kedelai.Naik..Produksi.Tahu dan tempe.Anjlok